Monday 4 April 2011

Forgiven. Yang Tak Terlupakan....


sebuah buku yang dikarang begitu cantik oleh Morra Quatro

“Aku bahagia memiliki mimpi. Dan bila Aku tak berhasil menggapai mimpiku, aku akan tetap bahagia”

Ini mungkin menjadi salah satu makna yang dalam. Makna yang diperoleh dari membaca novel “Forgiven-Yang Tak Terlupakan.” Yang mengisahkan tentang seorang gadis. Gadis yang jatuh cinta pada seseorang gila Fisika. Penggemar berat Albert Einsten. Seorang yang memiliki mimpi meraih gelar nobel.
Kisah cerita yang sulit ditebak. Novel cinta dan mimpi yang sangat memukau. Memiliki makna yang dalam. Dan unpredictable. Bagi penggila cerita novel yang flip-ending (susah ditebak alurnya), novel ini sangat dirokemendasikan.

Prologue
Prologue novel yang dimulai dari pertemuan dua sahabat sejak SMA. Yang sudah tak bertemu selama sebelas tahun. Will, sang gila Fisika. Dan Karla, seorang gadis yang lincah dan cerdas. Bagian awal cerita yang berlatarkan di sel penjara. Pertemuan kembali, Will dan Karla yang telah bertahun-tahun lamanya tak berjumpa. Will, yang sedang dalam posisi ditahan. Berjumpa lagi dengan Karla. Memulai percakapannya tentang kehidupan mereka masing-masing. Kisah keluarga Will. Keluarga Karla. Dan tentu saja sedikit mengungkit masa lalu mereka. Alur cerita dilanjutkan dengan flashback ke masa sebelas tahun silam. Masa-masa indah mereka, yaitu masa SMA.

Masa SMA
Will yang memiliki seorang kakak. Kakak lelaki yang jenius Fisika. Mengenalkan padanya Albert Einsten. Teori relativitas. Kekekalan energi. Dari kakaknya, Will kecil ikut menjadi tergila-gila dengan Fisika. Berambisi mengikuti jejak kakaknya yang kuliah di MIT Amerika. Sekolah teknik terbaik sedunia.
Sedari SMA, Will telah menunjukkan kecintaannya pada ilmu pasti. Sangat suka berlama-lama di laboratorium Fisika. Pada saat semua temannya bermain di luar dan nongkrong. Will sibuk mengutak atik benda-benda elektronik.
Will, adalah pria yang tenang dan jenius. Dia digilai oleh remaja putri di SMA nya. Bahkan wanita terpopuler di sekolahnya ikut menggilai Will.
Karla adalah sahabat Will, sering mereka bermain bersama. Belajar bersama juga. Mereka memiliki geng, tidak hanya Will dan Karla saja. Namun satu-satunya wanita dalam geng tersebut hanyalah Karla.

Lomba Fisika
Di dalam geng tersebut, Karla sangat menyadari betul perasaan nyamannya terhadap Will. Walaupun Karla tidak tahu banyak tentang kehidupan Will. Paling hanya tahu bahwa Will hanyalah ramaja autis yang gila Fisika. Perawakan Will yang misterius menjadi daya tarik tersendiri bagi Karla.
Will bukanlah anak SMA yang selalu ranking di kelasnya. Dia hanya mecintai Fisika dan Matematika. Dia tidak suka pelajaran Bahasa bahkan ilmu Geografi. Itu sebabnya dia jarang dikenal temannya sebagai anak jenius. Karena hanya pada ilmu Eksaklah dia berfokusnya.
Hingga suatu hari Will, diberitahukan kepala sekolahnya. Bahwa dia menjadi wakil dari sekolahnya. Untuk mengikui olimpiade Fisika di Brussel, Belgia.
Will, telah berkali-kali ikut olimpiade. Dan membawa kemenangan tentunya. Dan kali ini semua orang yakin. Kemenangan akan kembali diperolehnya.
Saat sebelum keberangkatan, Will dan Karla jadian. Tidak tahu apakah ini beneran atau tidak. Karena Karla sendiri tak menyadarinya. Ini ulah Will. Dia membiarkan gosip mereka pacaran menyebar begitu saja. Will menikmatinya, sebenarnya Will pun juga diam-diam menyukai Karla. Namun semua itu terpendam dalam dirinya tertutup oleh kegilaannya pada Fisika.
Satu minggu sebelum Will berangkat Olimpiade. Will mengalami musibah besar dalam hidupnya. Mata Will tiba-tiba tidak bisa melihat. Mata cerah yang bersinar. Mata yang dimiliki Will. Mata bersinar yang selalu dikagumi oleh Karla. Pada hari itu begitu redup. Gelap. Dan sangat tak hidup.
“Percayalah padaku, semua akan baik-baik saja” Will mengatakannya sambil memegang pipi Karla. Memastikan tak ada air mata yang jatuh di wajah kekasihnya itu. Yang sebenarnya terjadi, Karla mati-matian menahan air matanya keluar. Agar Will tidak ikut bersedih.
Hari-hari terakhir sebelum Olimpiade, mata Will kembali normal secara ajaib. Will berangkat. Dan pulang kembali dengan membawa medali emas.

Kelulusan
Ternyata mata Will tidak benar-benar sembuh. Saat Will berangkat olimpiade, matanya hanya sembuh sementara. Kebutaan itu hanya implikasi saja. Implikasi dari penyakit yang lebih parah. Ternyata Will mengalami kanker otak. Namun Will tidak pernah menceritakannya kepada teman-temannya. Bahkan Karla sekalipun.
Saat kelulusan SMA, masing-masing orang berangkat menuju mimpinya. Karla akan kuliah di Amrik bersama Ayah tirinya. Sejujurnya Karla sangat sedih berpisah dengan teman-temannya. Berpisah dengan Will. Will akan melanjutkan kuliahnya di MIT. Tempat kakaknya kuliah. Tapi Will tidak akan berangkat kuliah di tahun tersebut. Will akan tetap di Indonesia untuk beberapa saat. Mungkin untuk menjalankan terapi. Dan semua rencana tersebut juga tak pernah diceritakannya. Diceritakan kepada Karla.
Seusai upacara kelulusan, Karla berangkat ke Australia. Tempat Ayah kandungnya, untuk menjalani masa training. Untuk latihan adaptasi kuliah di luar negeri.

Will, Where are You?
Tiada hari tanpa didampingi rasa rindu yang dalam. Rasa rindu kepada Will. Sebelum berangkat ke Australia, memang Karla tidak berjodoh menemui Will. Karla berusaha keras menghubungi Will. Mendatangi rumahnya. Namun Will seolah-olah lenyap. Ditelan bumi. Hilang dari peredaran tata surya.
Hingga suatu hari. Saat Karla sedang di apartemen Ayahnya. Sendirian, dan sedang terserang penyakit demam akut. Tidak ada seorangpun yang menolong. Tak ada dokter. Saat itulah, Will tiba-tiba hadir di depan mata Karla.
“Karla, I’ve found you”. Ucap Will tiba-tiba. Mendadak muncul begitu saja. Muncul dan memancarkan sinarnya kembali. Sinar yang menyinari gelapnya rasa rindu Karla padanya.
Berhari-hari kemudian. Will mengisi kekosongan dalam hati Karla. Will ikut tinggal sementara di Australia. Mereka memang akan kuliah bersama di Amerika. Will kuliah di MIT, Boston. Tempat elitnya semua universitas ada di sana. Harvard, Yale, Princeton dan MIT tentunya. Sedangkan Karla kuliah di Philadelphia. Setengah jam dari Boston.
Will akan kuliah di MIT. Tempat kuliahnya para elit teknik sedunia. Will memiliki mimpi besar. Meraih penghargaan nobel. Nobel atas ilmu Fisika tentunya. Dengan mata bersinar yang dimiliki oleh Will. Karla yakin, Will mampu meraih kebahagiaannya.
“Kamu pasti diterima di MIT,” kata Karla pada Will.
“You think so…?” Jawab Will
“Kamu pasti senang bila diterima kan?”
“Aku tetap senang biarpun nggak diterima.”
Ini adalah bagian dari ketulusan Will akan makna kebahagiaan. Dia menyadari betul apa hasrat dalam hidupnya. Apa yang menjadikan dirinya bahagia. Will sudah cukup bahagia. Bisa bertemu Karla. Bertemu dengan kakaknya nanti di Boston. Dan mengerjakan sesuatu yang dicintainya. Will bahagia, bahkan sekalipun mimpinya tidak tercapai. Ini adalah salah satu makna akan arti dari kebahagiaan. Yang nantinya akan lebih berasa pada bagian epilogue dari novel ini.

Say Goodbye
Setelah Will berangkat lebih dahulu ke Amerika. Will berjanji akan menghubungi Karla. Dan benar, Will menepati janjinya. Mereka terus berkomunikasi dengan baik. Saling menjaga hubungan mereka. Mereka saling jatuh cinta.
Hingga saat kedatang Karla. Untuk mengunjungi Will di kediamannya, di Boston. Di sini adalah bagian yang tidak terkira. Karena saat Karla berhasil menemui Will. Setelah pertemuan terakhir di Australia beberapa bulan yang lalu. Will mengalami perubahan pada sikapnya. Hawa dingin dipancarkan oleh Will pada Karla, kekasihnya. Pada bagian inilah Will meminta untuk berpisah dengan Karla.
“Karla, kamu jangan datang ke Boston bulan depan, ya.” Ujar Will
“Why…?”
“I can’t see you.”
“Why…? You got someone else?”
Will, memandang wajah Karla. “Yeah. I’ve got someone else.”

Why You Must Read It!
Kenapa novel ini sangat recommended. Karena dalam novel ini, pembaca akan banyak diberi kejutan yang tak terkira. Dari hubungan percintaan Will dan Karla yang begitu misterius. Dan penuh dinamika. Saat akhirnya Will dan Karla bersatu kembali di Australia. Tiba-tiba Will memutuskannya di Boston beberapa bulan kemudian. Dan bagaimana Will bisa bertemu lagi dengan Karla dalam setting penjara. Apa yang terjadi selama Will berpisah dengan Karla. Bagaimana impian Will dalam meraih penghargaan nobel. Bagaimana penyakit kanker yang diderita Will. Bagaimana penulis menceritakan makna kebahagiaan yang begitu dalam di novel ini. Novel ini sangat cocok buat kamu yang suka cerita romansa yang susah ditebak alurnya. Kisah tentang mimpi dan pengejarannya. Enjoy It!

(Review Oleh: Ridwan Gunawan)

0 komentar:

Post a Comment