Friday 5 November 2010

Kota mati bernama, Pakem

Debu menumpuk di sepanjang jalan. Sepi dan sunyi, begitulah mungkin kami dapat menggambarkan keadaan Pakem sekarang. Hal ini sangat ironis dibandingkan ketika kita melihat Pakem yang pada hari biasa selalu ramai mendadak sepi karena meletusnya Merapi dini hari tadi.

Sore itu bersama rekan saya di Ekonomika , Fazza mencoba melihat Merapi lebih dekat. Pemandangan yang kami lihat ternyata sangat jauh dari suasana merapi beberapa waktu yang lalu (red: sebelum merapi meletus). Hari ini merapi memang menampakkan keganasannya. Erupsi yang sangat besar dan hujan abu menyebabkan Jogjakarta dan sekitarnya tertutup abu vulkanik.(gambar foto pakem). Perjalanan kami menyusuri jalan kaliurang memang sempat terhenti di kampus terpadu Universitas Islam Indonesia di jalan kaliurang, karena banyak relawan yang berjaga dan melarang warga untuk naik ke atas (red:Kaliurang).

Nyali kami diuji waktu itu, dengan sedikit keberanian akhirnya kami mencoba tetap naik menuju arah Pakem. Sontak kami terkejut ketika melihat keadaan pakem bagaikan kota mati. Pasar Pakem yang

biasanya ramai dari pagi hingga sore menjadi sepi. Hanya ada beberapa motor yang masih mau melintas di sini. Dahsyatnya letusan Merapi dini hari tadi membuat penduduk Pakem dan sekitarnya dihimbau untuk meninggalkan wilayah sekitar Merapi. Jarak Pakem yang hanya 14km dari Gunung Merapi menciutkan nyali warga untuk tetap tinggal di rumah masing masing. Bersama keluarga dan rekan, warga mengungsi dan mencari tempat yang aman dari letusan gunung teraktif di dunia ini. Posko utama pengungsian di Pakem juga telah di tutup. Nampak hanya ada satu orang tentara yang berjaga di perempatan Pakem. “ tidak ada penjagaan khusus sekarang mas, warga yang lewat di perempatan pakem dibiarin saja. kan sudah ada himbauan dari pemerintah” tutur Gatot yang sedang berjaga sembari merokok. Lelaki berseragam miiliter menambahkan bahwa tidak ada penjagaan yang khusus, dan tidak ada evakuasi lagi baik dari tim SAR atau lainnya. “Kalaupun masih ada tim SAR han-

ya menjemput di titik kumpul” tambahnya. Aliran di kanan(Kaliboyong) dan kiri (Kalikuning) Pakem sudah dipenuhi oleh lahar dingin sisa erupsi dini hari tadi.Toko, kios, Puskesmas,Rumah sakit juga ikut tutup menyusul bencana ini. Tidak ada denyut aktivitas di seputaran Pakem.

Akhirnya waktu menunjukkan pukul 17.00 WIB, hujan turun cukup deras. Hanya ada beberapa warga yang tampak sore itu. Motor pun kami hidupkan, perlahan kami turun menyusuri jalan Kaliurang untuk kembali menuju sekretariat Ekonomika.

0 komentar:

Post a Comment